Dea sejak umur 16 tahun sudah menggali kekreativitasannya dengan menggledah batik-batik lawas kemudian dia potong sesuai pola yang dia anginkan kemudian membordirnya dengan cantik.
Nah dari situlah terciptalah batik Kultur.Awal produksi, Dea hanya membuat 20 potong pakaian. Sekarang bisa 1000 potong Batik Kultur yang dipasarkan per bulannya. Dengan harga Rp 250.000 – 1,2 juta, nilainya setara dengan Rp 3,5 M per tahun atau Rp 300 juta per bulan.
Dea Valencia BudiartoDea dalam salah satu posenya sebagai model produknya sendiri. Imajinasinya amat unik, bayangkan saja mengenakan batik dengan dipadu hotpants
Dea memulai Batik Kultur benar-benar dari nol. Demi menghemat anggaran ia sendiri yang menjadi model Batik Kultur. Wajar karena parasnya tak beda dengan model profesional. Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur padahal ia mengaku tak bisa menggambar. Ia hanya mengandalkan imajinasi dan imajinasinya dia ‘transfer’ ke seorang juru gambar kepercayaannya.
Salah satu prinsip yang dipegang Dea dalam memasarkan produknya sederhana dan menarik. Ia tak mau menjual barang yang ia sendiri tak suka.
Dea Valencia BudiartoDea berpose dengan latar belakang lemari koleksi batiknya. Seperti inilah penampilan sehari-hari Dea: batik, tanktop dan hotpants
Tak cuma batik, Batik Dea juga merambah ke tenun ikat. Khusus yang satu ini, Dea harus membelinya di Jepara, tepatnya di Desa Troso yang merupakan sentra tenun ikat. Jika dulu hanya membeli beberapa meter kain, kini sekali kulakan Dea membeli tak kurang dari 400 meter tenun ikat.
Sebagai alumni program studi Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara, Dea paham betul kekuatan internet untuk pemasaran. Batik Kultur 95% memanfaatkan jaringan internet dalam urusan pemasaran.
Dea menjadikan Facebook dan Instagram sebagai katalog dan media komunikasi dengan konsumennya. Dari sana, referensi untuk Batik Kultur menyebar dari mulut ke mulut. Integrasi dunia maya dan dunia nyata menyukseskan bisnis Dea.
Dea Valencia BudiartoDea di butik kecilnya. Parasnya amat menarik perhatian
Namun sama seperti bisnis sukses lain, Batik Kultur menapak bukan tanpa hambatan. Dea pernah dibuat depresi selama seminggu dan menjadi tak produkti karena masalah hak paten soal penamaan merek.
Jadi bagi kalian yang suka membuka usaha jika memiliki hambatan janganlah menyerah begitu saja. Pertahankan dan belajarlah dari orang - orang yang sudah sukses membuka usahanya sendiri.
Demikian artikel tentang Gadis Cantik 19 Tahun Penghasilan Milyaran Rupiah ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Gadis Cantik 19 Tahun Penghasilan Milyaran Rupiah ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.